"Di tempat saya kaleng minuman seperti ini mahal.." kata Mamat kepada seorang pedagang kaki lima (PKL) yang mangkal di seberang mal di kota Jambi. "Bisa berharga sepuluh ribuan per buahnya.."
"Emang situ asli mana?" tanya si PKL mulai tertarik dengan obrolan si Mamat.
"Palembang" jawab Mamat.
"Wah, kalau sepuluh ribu perkaleng bekasnya, pemulung-pemulung di Palembang kaya-kaya ya? Dengan mengumpulkan kaleng saja udah banyak duitnya.." PKL menanggapi mulai serius.
"Justru itu, kalau hasil mulungnya di sana murah, tapi kalau hasil sini baru mahal!" kata Mamat menjelaskan.
"Memangnya beda ya?" PKL heran.
"Sebenarnya tak terlalu beda. Cuma yang harus dipersiapkan, pertama, kaleng harus tetap mulus alias tidak penyok. Dan yang kedua, kaleng harus di gelindingkan satu-satu dari Jambi ke Palembang, sebab kalau penyok susah untuk menggelinding..."
PKL: "????!!!!"
