Senin, 21 Juli 2014

Uang Jaman Kemerdekaan

Pada zaman kemerdekaan dulu, kondisi ekonomi negara masih sangat miskin. Begitu juga kondisi ekonomi keluarga Pak Marno. Karena Pak Marno buta huruf, maka keuangan keluarga diserahkan pada Bu Rupiah istrinya. Walaupun miskin, Bu Rupiah tetap saja gemar menghamburkan uangnya dengan membeli perhiasaan. Pak Marno akhirnya hanya bisa mengelus dada.

Pada suatu hari, Bu Rupiah mendadak sakit. Karena beras di rumahnya tinggal sedikit, Pak Marno terpaksa ke pasar sendirian untuk beli beras. Karena buta huruf, Pak Kartojo menanyakan pada penjual beras harga seliternya.

Pak Marno: "Berapa harga seliter beras?"
Penjual: "Lihat aja sendiri."
Pak Marno: "Saya nggak bisa baca."
Penjual: "Sepuluh rupiah seliter."
Pak Marno: "Apa?!! Sepuluh Rupiah?"
Penjual: "Emangnya Bapak mau nawar berapa?"
Pak Marno: "Kamu sudah gila ya ? Istri saya harganya hanya satu liter beras? Kamu tau nggak dia habisin berapa uang saya setiap harinya? Enak aja cuma seliter."
Penjual: "???!!!"